
TEMPO Interaktif, Denpasar - Pupus sudah harapan Indonesia menemukan peninggalan Atlantis dari Timur. Candi bawah laut yang terdapat di Barat Laut Bali itu ternyata bikinan duo bule: Chris Brown dan Paul Turley. "Baru lima tahun, bukan ratusan tahun," kata Turley, terbahak, Kamis (5/8).
Berikut kutipan wawancara Tempo dengan pria Inggris berusia 43 dan beristri warga Bali itu.
Bagaimana ide membangun candi bawah laut bisa muncul?
Itu sebenarnya ide sahabat saya Chris Brown. Idenya sudah lama, tapi tidak ada dana. Dana baru ada pada 2005 setelah AusAid mau membiayai proyek itu sebagai upaya melestarikan terumbu karang di Bali.
Bagaimana cara membangunnya?
Di Bali banyak pengrajin yang membuat pura siap angkut. Kami membelinya, buat platform beton, lalu menenggelamkannya ke dasar laut di Pemuteran Bali. Gerbang pura yang gambarnya beredar di internet berada di kedalaman 30 meter, dan patung-patung kecil di kedalaman 15 meter. Kami tidak menyebutnya candi, tapi garden temple (taman pura)
Berapa lama mengerjakannya?
Bukan kerja yang mudah. Kami butuh 4 bulan untuk membangunnya, dengan melibatkan sampai 10 orang penyelam.
Biayanya?
Wah, saya tidak enak sama AusAid.
Apa gunanya pura di bawah laut?
Itu bagian dari PET, Pemuteran Environment and Community Trust. Program donasi untuk melestarikan perairan Pemuteran. Donasi minimum adalah Rp 20 ribu per penyelam dan Rp 10 ribu bagi pengapung (snorkeler). Lokasi temple garden biasa kami gunakan untuk melatih penyelam yang ingin meraih level advance.
Berapa banyak pengunjungnya?
Saya tidak menghitung. Tapi biasanya tiap akhir pekan saya membawa tamu ke sana.

Saya juga tidak tahu. Saya baru tahu kemarin saat tiba di Bali kemarin (Dia sudah 14 tahun tinggal di Bali dan mendirikan dive center Sea Rovers). Saya sih senang, jadi promosi gratis bagi kami.
Apakah Anda yang unggah foto di Twitter?
Bukan. Tapi foto itu memang foto saya. Saya membuatnya dua tahun lalu dan posting ke situs fotografer bawah laut juga Facebook. Sebenarnya saya pertama memotretnya pada 2005 tapi waktu itu kamera saya jelek.
Kenapa pemerintah kebingungan dengan keberadaan pura Anda. Apa Anda tidak memberi tahu mereka?
Mereka sudah tahu. Pemerintah Kabupaten Singaraja sudah pernah datang untuk presentasi Program Reef Gardener waktu pura baru jadi pada 2005.
Video Candi Bawah Laut / Temple Under The Sea - Bali (Indonesia) Bukanlah Peninggalan Atlantis dari Timur :
VIVAnews - Sebuah foto di situs microblogging kemarin Twitter menghebohkan Indonesia.
Tampak patung-patung mistis dewa-dewa -- dengan wajah tertutup lumut-- berdiri di kedalaman 100 kaki dasar laut. Di belakangnya nampak ornamen pagar candi.
Rumor pun berhembus. Ada yang berspekulasi masih ada lebih dari 10 candi serupa terendam di lautan antara Jawa dan Bali. Media-media lokal bahkan menghubung-hubungkannya dengan penemuan kota 'Atlantis yang Hilang'.
Belakangan, dipastikan bahwa semua dugaan dan spekulasi itu salah kaprah.
Itu bukan foto candi bawah laut, apalagi petunjuk keberadaan kota misterius Atlantis.
Seperti dimuat Telegraph, itu hanyalah taman bawah laut yang dibangun penyelam Inggris untuk menghibur para kliennya.
Paul Turley (43), 'menenggelamkan' kota pada 2005 sebagai bagian dari atraksi turis yang sedang berkunjung ke sekolah selamnya di Permuteran, di barat laut Bali.
Dia dan koleganya dari Australia, Chris Brown juga membangunnya sebagai rumpon, terumbu karang untuk konservasi laut.
Para penyelam yang mengunjungi 'candi bawah laut' akan menyumbang ke proyek Reef Gardener -- yang bertujuan melatih nelayan lokal yang menganggur untuk memelihara karang dekat dengan situs menghebohkan itu.
"Ketika mendengar cerita penemuan 'candi bawah laut itu' saya ngakak [tertawa terbahak-bahak]," kata Turley ketika dikontak Daily Telegraph.
"Kami menenggelamkan taman candi itu sebagai ide menyenangkan, membuat sesuatu yang berbeda. Klien kami yang menyelam ke sana menyukainya."
"Publikasi yang kami lakukan mungkin tak terlalu bagus, karena jarang yang tahu soal situs itu -- tapi kini misteri besar telah terkuak," tambah Turley. (umi)