Jakarta Kunjungan anggota Komisi I DPR ke Jerman disambut penolakan dan ejekan dari Mahasiswa Indonesia yang ada di sana. Padahal, selain Jerman, ada beberapa negara lain yang akan dikunjungi.
Aksi mahasiswa yang menolak kedatangan anggota DPR di Jerman direkam dalam video yang diupload di Youtube tanggal 25 April 2012. Lewat summary singkat video itu diinformasikan pertemuan terjadi tanggal 24 April 2012 di KBRI Jerman di Berlin.
"Saya kira kita mengapresiasi apa yang dilakukan teman-teman PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) Jerman. Harusnya DPR mengambil hikmah dari penolakan-penolakan ini," kata Peneliti Divisi Korupsi Politik ICW, Abdullah Dahlan, saat berbincang dengan detikcom, Kamis (26/4/2012).
Lihat Videonya via youtube.com di sini :
Dahlan menilai aksi yang dilakukan oleh PPI Jerman patut ditiru oleh Mahasiswa Indonesia lain yang berada di negara tujuan studi banding DPR. Hal tersebut perlu dilakukan agar DPR mengevaluasi agenda kunjungan luar negeri yang kerap tak ada hasilnya.
"Saya kira ini yang juga kita harapkan agar ada hal serupa yang dilakukan oleh mahasiswa kita yang berada di negara tujuan studi banding DPR," ujar Dahlan.
Menurut Dahlan, penolakan serupa sudah sering dilakukan oleh mahasiswa Indonesia terhadap kunjungan DPR ke luar negeri. Namun, Ia heran mengapa DPR tetap melakukan kunjungan serupa.
"Seharusnya DPR mengubah pola kerja yang dilakukan. Kalau studi banding tidak punya korelasi signifikan, jangan dipaksakan. Selain pemborosan juga menghambat kerja legislasi itu sendiri," imbuhnya.
Sebelumnya lontaran pedas dilemparkan oleh mahasiswa Indonesia di Jerman ke anggota Komisi DPR yang sedang berkunjung ke sana. Mahasiswa mempertanyakan kelakuan anggota dewan yang dinilai mereka kampungan dan kekanak-kanakan.
"Kami melihat kunjungan berbondong-bondong seperti orang kampung begitu lho. Yang selalu berbondong-bondong ya. Selalu ramai-ramai dan sangat enerjik kami lihat," tutur seorang mahasiswa.
Hal itu disampaikannya dalam acara Temu Masyarakat di KBRI Berlin. Rekaman kritik ini dapat dilihat lewat rekaman video youtube berjudul 'Aksi Protes PPI Berlin-Jerman Terhadap Komisi I DPR-RI'.
Sumber : Detik.com
Aksi mahasiswa yang menolak kedatangan anggota DPR di Jerman direkam dalam video yang diupload di Youtube tanggal 25 April 2012. Lewat summary singkat video itu diinformasikan pertemuan terjadi tanggal 24 April 2012 di KBRI Jerman di Berlin.
"Saya kira kita mengapresiasi apa yang dilakukan teman-teman PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) Jerman. Harusnya DPR mengambil hikmah dari penolakan-penolakan ini," kata Peneliti Divisi Korupsi Politik ICW, Abdullah Dahlan, saat berbincang dengan detikcom, Kamis (26/4/2012).
Lihat Videonya via youtube.com di sini :
Dahlan menilai aksi yang dilakukan oleh PPI Jerman patut ditiru oleh Mahasiswa Indonesia lain yang berada di negara tujuan studi banding DPR. Hal tersebut perlu dilakukan agar DPR mengevaluasi agenda kunjungan luar negeri yang kerap tak ada hasilnya.
"Saya kira ini yang juga kita harapkan agar ada hal serupa yang dilakukan oleh mahasiswa kita yang berada di negara tujuan studi banding DPR," ujar Dahlan.
Menurut Dahlan, penolakan serupa sudah sering dilakukan oleh mahasiswa Indonesia terhadap kunjungan DPR ke luar negeri. Namun, Ia heran mengapa DPR tetap melakukan kunjungan serupa.
"Seharusnya DPR mengubah pola kerja yang dilakukan. Kalau studi banding tidak punya korelasi signifikan, jangan dipaksakan. Selain pemborosan juga menghambat kerja legislasi itu sendiri," imbuhnya.
Sebelumnya lontaran pedas dilemparkan oleh mahasiswa Indonesia di Jerman ke anggota Komisi DPR yang sedang berkunjung ke sana. Mahasiswa mempertanyakan kelakuan anggota dewan yang dinilai mereka kampungan dan kekanak-kanakan.
"Kami melihat kunjungan berbondong-bondong seperti orang kampung begitu lho. Yang selalu berbondong-bondong ya. Selalu ramai-ramai dan sangat enerjik kami lihat," tutur seorang mahasiswa.
Hal itu disampaikannya dalam acara Temu Masyarakat di KBRI Berlin. Rekaman kritik ini dapat dilihat lewat rekaman video youtube berjudul 'Aksi Protes PPI Berlin-Jerman Terhadap Komisi I DPR-RI'.
Sumber : Detik.com